Minggu, 31 Oktober 2010
tafsir ahkam tentang kiblat
Pendahuluan
وَمِنْ حَيْثُ خَرَجْتَ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُ مَا كُنتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ لِئَلاَّ يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَيْكُمْ حُجَّةٌ إِلاَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْهُمْ فَلا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِي وَلأُتِمَّ نِعْمَتِي عَلَيْكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Dan dari mana saja kamu (keluar), maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu (sekalian) berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim diantara mereka. Maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku (saja). Dan agar Ku-sempurnakan nikmat-Ku atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk ( Albaqoroh : 15 ).
Ayat di atas merupakan ayat yang menerangkan tentang kiblat, sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa baitullah ( ka'bah ) kiblat bagi orang yang shalat di Masjidil Haram. Masjidil Haram adalah kiblat bagi orang orang yang shalat di Tanah Haram. Dan Tanah Haram adalah kiblat bagi penduduk bumi bagi umatku yang berada di belahan bumi bagian timur dan bagian barat.
Latar Belakang Masalah
Kiblat adalah arah menuju ka'bah. Bagi orang islam menghadap kiblat adalah keharusan saat akan melaksanakan sholat, karena Menghadap kiblat adalah salah satu syarat sebelum melaksaakan sholat.
Sehubungan dengan peristiwa berikut, ketika Nabi Muhammad SAW memindahkan arah qiblat dari Baitul Maqdis ke Ka'bah, kaum Musyrikin Mekkah berkata: "Muhammad dibingungkan oleh agamanya. Ia memindahkan arah qiblatnya ke arah qiblat kita. Ia mengetahui bahwa jalan kita lebih benar daripada jalannya.
Pada waktu Nabi Muhammad s.a.w. berada di Mekah di tengah-tengah kaum musyirikin beliau berkiblat ke Baitul Maqdis. Tetapi setelah 16 atau 17 bulan Nabi berada di Madinah ditengah-tengah orang Yahudi dan Nasrani beliau disuruh oleh Tuhan untuk mengambil Ka'bah menjadi kiblat, terutama sekali untuk memberi pengertian bahwa dalam ibadat shalat itu bukanlah arah Baitul Maqdis dan Ka'bah itu menjadi tujuan, tetapi menghadapkan diri kepada Tuhan. Untuk persatuan Umat islam, maka Allah menjadikan ka'bah sebagai kiblat.
Berdasarkan uraian tersebut maka kami tergugah untuk membahas ayat ayat tentang kiblat baik baik secara tekstual maupun kontekstual.
Rumusan Masalah
Dari uraian di atas maka kami mengambil surat Al Baqoroh ayat 142 – 144 dan merangkum pokok permasalahan yang terkandung di dalamnya antara lain sebagai berikut :
1. Makna Mufrodat, Makna Mujmal, Tafsir Bil Ma'sur Ayat – ayat tentang kiblat.
2. Asbabun Nuzul, Munasabatil ayat.
3. Kandungan Hukum, Hikmatut Tasyri'.
1. a. Makna Mufrodat .
السُّفَهَاء
الجها ل ) ) = orang yang kurang akalnya
مَا وَلَّاهُمْ
ما صرفهم ) ) = Apakah yang memalingkan mereka
وَسَطًا
خيا را عدولا ) ) = adil dan pilihan
وَمَا جَعَلْنَا
وما صيرنا ) ) = Kami tidak menetapkan
تَقَلُّبَ
تصرف) ) = menengadah
الْحَقُّ
الثا بت ) ) = benar
2. b. Makna Mujmal.
Al Baqoroh Ayat 142
Orang-orang yang kurang akalnya diantara manusia akan berkata: "Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus".
Albaqoroh Ayat 143
Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberipetunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia
Albaqoroh Ayat 144
Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan ".
3. b. Tafsir bil ma'sur.
Al Baqoroh : 142
سَيَقُولُ السُّفَهَاءُ مِنَ النَّاسِ مَا وَلَّاهُمْ عَنْ قِبْلَتِهِمُ الَّتِي كَانُوا عَلَيْهَا
Orang- Orang yang kurang pikirannya sehingga tidak dapat memahami maksud pemindahan kiblat yaitu orang yahudi dan musyrikin mereka berkata: "Apakah yang memalingkan nabi dan umat Islam dari kiblatnya yang dahulu mereka telah berkiblat ke baitul maqdis.
قُلْ لِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Timur dan barat adalah milik Allah maka tidak ada arah dari semua arah yang keluar dari miliknya, bagi siapaun diperintah untuk menghadap kea rah yang diinginkan. Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus yaitu agama islam. Hal in mengisyaratkan bahwa semua perkara manusia akan kembali kepada Allah, dan kita disuruh melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Nya.
Pendapat ini di perkuat dengan hadis sebagai berikut.
حدّثنا الحسن بن بكر المروزى حدّثنا المعلّى بن منصور حدّثنا عبد الله بن جعفر المحزمى عن عثمان بن محمد الأخنس عن سعيد المقبرى عن ابى هريرة رضي الله تعالى عنه قال : قال رسول الله صلىالله عليه وسلم: ما بين المشرق والمغرب قبلة (رواه الترمذى وقواه البخارى)
Artinya : ”Bercerita Hasan bin Bakar al-Maruzy bercerita al-Ma’ally bin Manshur bercerita Abdullah bin Ja’far al-Mahzumy dari Utsman bin Muhammad al-Akhnas dari Sa’id al-Maqbury dari Abi Hurairah r.a berkata : Rasulullah SAW. bersabda :“Arah yang ada di antara Timur dan Barat adalah Kiblat” (HR. Tirmidzi dan dikuatkan oleh Bukhari).
Al Baqoroh : 143
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا
Demikian pula Kami telah menjadikan kamu wahai orang islam ke jalan yang baik dalam agama sebagai umat yang adil dan pilihan supaya mereka menjadi saksi atas perbuatan orang yang menyimpang dari kebenaran baik di dunia maupun di akhirat atas risalah yang dibawa oleh Rosul dan Rasul Muhammad menjadi saksi atas perbuatan kamu.
وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِي كُنْتَ عَلَيْهَا إِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَتَّبِعُ الرَّسُولَ مِمَّنْ يَنْقَلِبُ عَلَى عَقِبَيْهِ
Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu sekarang kemdian kami palingkan mereka untuk menghadap ka'bah melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot.
وَإِنْ كَانَتْ لَكَبِيرَةً إِلَّا عَلَى الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَانَكُمْ إِنَّ اللَّهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ
Dan sungguh pemindahan kiblat itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberipetunjuk oleh Allah untuk iman dan taqwa, dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu, dan taatmu kepada Rosul, Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.
Seperti dalam surat maryam : 66 dan Surat Shod : 55
وَيَقُولُ الْإِنْسَانُ أَئِذَا مَا مِتُّ لَسَوْفَ أُخْرَجُ حَيًّا
Dan berkata manusia: "Betulkah apabila aku telah mati, bahwa aku sungguh-sungguh akan dibangkitkan menjadi hidup kembali?"
هَذَا وَإِنَّ لِلطَّاغِينَ لَشَرَّ مَآَبٍ
Beginilah (keadaan mereka). Dan sesungguhnya bagi orang-orang yang durhaka benar-benar (disediakan) tempat kembali yang buruk.
Ayat di atas menerangkan bahwa orang yang mebangkang tidak mau mengikuti Rosul maka dalam lanjutan surat Shod dinyatakan bahwa neraka jahannamlah yang akan jadi tempatnya.
Al Baqoroh : 144
قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا ِّ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ
Sungguh Kami sering melihat mukamu sering kali menengadah ke langit menunggu nunggu turunnya wahyu tentang kiblat, maka kami palingkan dari baitul maqdis ke kiblat yang kamu sayangi dan kamu inginkan yaitu masjidil haram makkah.
وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ
Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya ketika shalat .Dan sesungguhnya orang-orang Yahudi dan Nasrani yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.
Allah SWT telah menjadikan umat islam sebagai umat pilihan dan pertengahan. Oleh karena itu, Rosulullah SAW pernah bersabda,
خيرالامور اوسطها
Artinya " Sebaik baik perkara adalah yang tengah tengah".
Penutup
Dari urian tersebut, dapat ditarik beberapa kesimpulan, diantaranya adalah sebagai berikut :
• Mereka yang menentang dan mempertanyakan tentang perpindahan kiblat, tiada lain hanya kebodohannya serta tidak mau menggunakan akal sehatnya.
• Semua arah mata angin adalah milik Allah. Oleh sebab itu perpindahan arah kiblat tidak perlu dipertentangkan.
• Umat Muhamad adalah umat yang paling mulia. Karena itu, Allah SWT memilihnya sebagai saksi atas umat umat sebelumnya kelak di hari kiamat.
• Salah satu syarat sahnya shalat adalah menghadap e arah kiblat. Namun, mengenai menghadap kea rah ka'bah para ulama' berbeda pendapat.
• Dalam menghadapi berbagai masalah, diperlukan suatu persiapan yang matang. Sebab Allah sendiri telah mendidik hamba Nya untuk menghadapi kaum yang bodoh dan pembangkang dengan memberikan persiapan persiapan.
Daftar Pustaka
Abdul Baihaqi, Muhammad Fuad, Al Mu'jam al Mufahros li Alfazh Al Qur'an al karim. Kairo : Dar Asy Syab.
Al Hijazi, Muhammad Mahmud. 1961 Al tafsir Al wadih. Kairo : Maktabah Al istiqlal kubro.
Al Mahalli wa as Suyuti, Jalaluddin. Tafsir jalalin. Semarang : Toha Putra.
Al Syabuni, Muhammad ali. 1980. Rowaiul bayan Fi tafsir ayat al ahkam. Muassasah Manahi Al irfan, Beirut.
Khazin, Muhyiddin, ilmu falak dalam teori dan praktik, Yogyakarta : Buana Pustaka, 2004.
teropong
Teleskop atau teropong
adalah instrumen pengamatan yang berfungsi mengumpulkan radiasi elektromagnetik dan sekaligus membentuk citra dari benda yang diamati. Teleskop merupakan alat paling penting dalam pengamatan astronomi. Jenis teleskop (biasanya optik) yang dipakai untuk maksud bukan astronomis antara lain adalah transit, monokular, binokular, lensa kamera, atau keker. Teleskop memperbesar ukuran sudut benda, dan juga kecerahannya.
Galileo diakui menjadi yang pertama dalam menggunakan teleskop untuk maksud astronomis. Pada awalnya teleskop dibuat hanya dalam rentang panjang gelombang tampak saja (seperti yang dibuat oleh Galileo, Newton, Foucault, Hale, Meinel, dan lainnya), kemudian berkembang ke panjang gelombang radio setelah tahun 1945, dan kini teleskop meliput seluruh spektrum elektromagnetik setelah makin majunya penjelajahan angkasa setelah tahun 1960.
Penemuan atau prediksi akan adanya pembawa informasi lain (gelombang gravitasi dan neutrino) membuka spekulasi untuk membangun sistem deteksi bentuk energi tersebut dengan peranan yang sama dengan teleskop klasik. Kini sudah umum untuk menyebut teleskop gelombang gravitasi atau pun teleskop partikel berenergi tinggi
Refraktor ganda Zeiss
adalah teleskop paling besar yang ada di Observatorium Bosscha. Teleskop ini adalah jenis teleskop refraktor buatan Carl Zeiss Jena, sebuah pabrik pembuat alat optik terkenal di kota Jena, Jerman. Refraktor berarti bahwa teleskop tersebut menggunakan lensa (cembung) untuk mengumpulkan cahaya. Dikatakan ganda, karena di dalam tabung teleskop, sebenarnya terdapat dua buah teleskop yang masing-masing berdiameter 60 cm. Kedua teleskop tersebut adalah:
1. Teleskop visual, sensitif pada panjang gelombang kuning/hijau, dengan titik api 10,78 m.
2. Teleskop fotografi, sensitif pada panjang gelombang biru, dengan titik api 10,72 m.
Teleskop Zeiss ini memiliki daya pisah (resolving power) sebesar 0,23" dengan magnitudo terlemah yang masih bisa diamati (limiting magnitud) sebesar 14,6. Teleskop ini mulai beroperasi tahun 1928.
Teleskop Zeiss berada dalam sebuah gedung dengan kubah yang dapat berputar 360°. Pada kubah tersebut terdapat celah yang bisa membuka dan menutup (lihat gambar). Saat melakukan pengamatan, kubah diputar sedemikian rupa sehingga celah tersebut menghadap ke objek yang akan diamati. Dan teleskop diarahkan ke objek, mengamatinya lewat celah yang terbuka tersebut. Untuk kenyamanan pengamat, lantai teleskop bisa dinaik-turunkan sedemikian rupa disesuaikan dengan posisi teleskop. Lantai yang berdiameter 11,0 m ini dapat dinaikkan maksimum sampai 3,8 m dari posisi terendahnya.
Untuk pengamatan astronomi, Teleskop Zeiss dilengkapi dengan:
Planetary camera, untuk pengamatan planet
Kisi-kisi difraksi yang dipasang di depan teleskop (di depan lensa objektif teleskop)
Kamera CCD ST6 dengan sebuah unit PC. Dengan kamera CCD ini, Teleskop Zeiss dapat mengamati objek yang lebih lemah dari sebelumnya (dibandingkan dengan pengamatan fotografi biasa).
Dalam penelitian astronomi, Teleskop Zeiss ini dipergunakan untuk mengamati:
Bintang ganda visual
Penentuan paralaks
Gerak bintang/anggota gugus
Planet
Komet
Teleskop angkasa Hubble
adalah sebuah teleskop luar angkasa yang berada di orbit bumi. Nama Hubble diambil dari nama ilmuwan terkenal Amerika, Edwin Hubble yang juga merupakan penemu hukum Hubble. Sebagian besar dari benda-benda angkasa yang telah berhasil diidentifikasi, adalah merupakan jasa teleskop Hubble.
Ukuran
Teleskop: Ketebalan mencapai 13,1 meter (43,5 kaki), berdiameter 4,27 meter (14,0 kaki) dan memiliki berat 11.000 kilogram. Ukuran Hubble hampir sama dengan sebuah bus sekolah. Tabung oranye yang ada pada teleskop adalah sumber tenaga Hubble.
Lensa: Lensa primer teleskop Hubble, berdiameter 2,4 m (8 kaki), dan beratnya mencapai 826 kilogram. Lensa ini terbuat dari kaca silika yang dilapisi oleh lapisan tipis aluminum murni untuk merefleksikan cahaya. Selain lapisan aluminum, lensanya juga memiliki lapisan magnesium fluorida yang berguna untuk mencegah oksidasi dan sinar ultraviolet (UV) dari matahari agar lensa tidak cepat rusak.
Cara kerja
Pertama-tama, Hubble menangkap gambar. Setelah diterima oleh teleskop, gambar tersebut akan diubah menjadi kode digital dan diradiasikan ke bumi dengan menggunakan antena yang memiliki kemampuan mengirimkan data 1 juta bit per detik. Setelah kode digital diterima oleh stasiun di bumi, kode itu akan diubah menjadi foto dan spektrograf (sebuah instrumen yang digunakan untuk mencatat spektrum astronomikal).
Teleskop ini dapat berjalan 5 mil per detik. Hubble dapat berkeliling lebih dari 150 juta mil per tahun (± 241 juta kilometer).
Teleskop radio
Saat ini Observatorium Bosscha telah memasuki era multiwavelength. Gelombang radio mulai dapat ditangkap dan dianalisis di Observatorium Bosscha
Teleskop radio Bosscha 2.3m adalah adalah instrumen radio jenis SRT (Small Radio Telescope) yang didesain oleh Observatorium MIT-Haystack dan dibuat oleh Cassi Corporation. Teleskop ini bekerja pada panjang gelombang 21 cm atau dalam rentang frekuensi 1400-1440 MHz. Dalam rentang frekluensi tersebut terdapat transisi garis hidrogen netral, sehingga teleskop ini sangat sesuai untuk pengamatan hidrogen netral, misalnya dalam galaksi kita, Bima Sakti. Selain itu, teleskop ini dapat digunakan untuk mengamati obyek-obyek jauh seperti ekstragalaksi dan kuasar. Matahari juga merupakan obyek yang menarik untuk ditelaah dalam panjang gelombang radio ini. Obyek eksotik, seperti pulsar, juga akan menjadi taget pengamatan dengan teleskop radio
Reflektor
adalah sebuah alat yang memantulkan cahaya, suara atau radiasi elektro-magnetis. Reflektor yang memantulkan cahaya sering disebut pula mata kucing. Sebuah reflektor yang memantulkan cahaya terdiri dari beberapa benda mirip cermin yang ditata menurut beberapa sudut tertentu.
Perbandingan Refraktor dan Relfektor
Kelemahan utama refraktor adalah fakta bahwa sinar difokuskan dengan cara dilewatkan melalui medium, dalam hal ini lensa. Indeks bias yang mempengaruhi arah pembelokkan cahaya berbeda-beda untuk setiap warna, sehingga sebenarnya ada banyak titik api untuk berbagai warna (yang letaknya cukup berdekatan), dengan fokus untuk cahaya biru lebih dekat ke lensa daripada fokus cahaya merah. Ini adalah cacat lensa yang disebut aberasi kromatis atau aberasi warna. Pelewatan cahaya melewati medium juga berarti material lensa harus homogen atau serbasama di setiap bagian lensa, dan keserbasamaan (homogenitas) ini makin sulit dipertahankan bisa ukuran lensa semakin besar.
Kelemahan kedua muncul dari pengandaian yang tidak sepenuhnya benar tentang jalannya sinar dari objek. Pada perhitungan fokus lensa kita hanya mengikutkan sinar-sinar yang berada di sekitar pusat lensa, tetapi sinar yang jatuh pada tepi lensa justru akan jatuh pada titik api yang berbeda, akibatnya citra yang berada pada tepi lensa tidak sepenuhnya tajam. Persoalan ini dinamakan aberasi sferis atau aberasi bola. Kedua persoalan ini dapat diatasi apabila kita menggunakan dua lensa yang disatukan sebagai lensa objektif, dan keduanya memiliki indeks bias dan bentuk permukaan lensa yang berbeda. Dengan demikian jalannya cahaya dapat dikoreksi, namun tetap saja solusi ini hanya terbatas pada panjang gelombang tertentu saja. Lensa-lensa terbesar mengalami kesulitan tambahan: karena mereka hanya bisa disangga pada tepiannya maka bagian tengah lensa cenderung berubah bentuk akibat tarikan gaya beratnya sendiri. Oleh karena itu lensa teleskop tidak dapat terlalu besar dan terlebih lagi biaya pembuatan refraktor sangat besar karena ada empat permukaan yang harus diasah: dua permukaan lensa objektif dan dua permukaan lensa okuler.
Dengan demikian kita dapat melihat bahwa Teleskop Reflektor lebih banyak memberikan keuntungan daripada Teleskop Refraktor. Cacat pada cermin dapat diatasi dengan cara yang lebih mudah. Sebagai tambahan, Cermin dapat ditopang dari bawah sehingga bentuk permukaan cermin tidak banyak berubah. Dengan keuntungan ini maka diameter teleskop reflektor dapat dibuat sangat besar dan itulah sebabnya mengapa teleskop-teleskop dengan diameter terbesar di dunia merupakan teleskop reflektor. Keuntungan berikutnya adalah hanya satu permukaan cermin yang perlu diasah (dua bila kita menggunakan Cassegrain) dan bukan empat seperti pada refraktor, sehingga praktis biaya pembuatannya lebih murah. Namun ini bukan berarti reflektor lebih unggul. Keuntungan reflektor, yaitu tidak harus melewati medium untuk memfokuskan cahaya, justru juga menjadi kelemahan. Permukaan cermin reflektor harus benar-benar akurat menyerupai parabola (atau bola), dan sedikit perubahan suhu dapat mengubah bentuk permukaan cermin. Perubahan suhu sedikit saja dapat terjadi pengerutan atau pemuaian pada permukaan cermin dan ini berarti membutuhkan pengawasan secara periodik, lain halnya dengan lensa yang tidak terlalu sensitif terhadap perubahan suhu.
Teleskop-teleskop terbesar di dunia, yang berdiameter di atas 1 m, adalah reflektor. Persoalan-persoalan optis dan mekanis yang timbul pada teleskop besar lebih mudah diselesaikan apabila berupa reflektor ketimbang refraktor. Berat kolektor (cermin atau lensa) meningkat seiring dengan meningkatnya diameter, dan kita mengetahui betapa sulitnya mempertahankan bentuk lensa. Dari sudut pandang optis, sulit pula membangun refraktor besar karena ketebalan lensa, dan juga besarnya serapan, semakin meningkat
Senin, 25 Oktober 2010
sundial ( penanggalan matahari )
Penanggalan Matahari
BAB I
Kata Pengantar
Kemunduran, kebangkitan, ekspansi dan berkembangnya islam dari zaman ke zaman senantiasa hadir dalam pembahasan di buku – buku klasik (sejarah islam) sebut saja “ buku sains islam yang mengagumkan “ dll.
Sejarah mengatakan bahwa pada abad pertengahan dunia islam telah memasukan astronomi sebagai bentuk sains matematik yang digunakan untuk menentukan waktu pada waktu itu. Dan pada waktu ini juga sudah banyak alat-alat pendukung astronomi yang digunakan, contohnya astrolabus, kuadrant dan termasuk sundials yang pertama terkenal di Eropa pada zaman nomaden dahulu kala.
Pada bab ini , Seperti yang telah kita ketahui bahwa dalam buku karya Rene R. J Rohr ini membahas beberapa bentuk sundial seperti yang telah kita simak pada dua minggu yang lalu dan begitu juga dengan dibahasnya bab 3 dan 4 pada minggu lalu cukup bagi kita untuk melanjutkan materi pada pembahasan yang kelima yaitu " penanggalan matahari" .
Seperti yang telah kita ketahui bahwa matahari , bumi , dan bulan mempunyai edaran masing-masing, baik rotasi dan evolusi. Dan hal ini menyebabkan data number astronomis yang kita kenal tidaklah selalu constant atau tetap. Seperti deklinasi matahari yang mana setiap harinya berubah, mulai dari + 230 27' sampai dengan - 230 27'. Dan begitu juga dengan data-data yang lainnya. Oleh karena itu pada bab kali ini sedikit kita akan mengungkap salah-satu cara untuk menentukan waktu dengan cara praktisi lapangan langsung.
BAB II
Rumusan Masalah
Dalam pembahasan kali ini supaya untuk memudahkan kita untuk sama-sama memahaminya ada baiknya kita selaku presentator mencantumkan beberapa rumusan masalah sebagai pedoman dalam memahami pembahsan kali ini, semoga menjadi barokah bagi temen-temen pembaca sekalian. Berikut rumusan masalahnya:
• Variasi deklinasi matahari dan pengaruhya terhadap sundial
• Penemuan kurva deklinasi
• Meridian
• Jam babylonic dan italic
• Penemuan dari garis jam babylonic dan italic
• Jam matahari sementara atau jam biblical dan jam matahari dan jam planetary
• Ketinggian dan azimut matahari
BAB III
Pembahasan
Kontektuals' translate
A. Variasi deklinasi matahari dan pengaruhnya terhadap sundial
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa gerakan rotasi bumi membuat gerakan matahari harian terlihat membentuk sebuah lingkaran di sekeliling sumbu kutub utara. Dan dikarenakan lintasan tahunan bumi itu mengelilingi matahari, maka deklinasi matahari selalu bervariasi yaitu sekitar + 230 27 ' s/d - 230 27 ' . Jika bumi berlabel T dan matahari S pada figure 78. Dan permukaan yang dihasilkan setiap hari oleh TS garis lurus adalah revolusi kerucut dengan sudut yang besar, yang bentuknya bervariasi antara dua ekstrem ETE dan HTH (musim panas dan musim dingin). Pada sepanjang equinox (siang malam sama panjang) Selama melewat matahari pada gerak hariannya bayangan sebuah benda pada titik yang bersinar akan menggambarkan suatu kurva pada suatu meja hal ini merupakan persimpangan dari permukaan krucut sehari-hari dengan apa yang dibawah dials.
78figur 79figur
Kita mengetahui bahwa persimpangan suatu wahana dengan suatu kerucut revolusi adalah suatu lingkaran, elips, parabola, atau hiperbola, tergantung pada sudut yang membentuk sudut krucut ( lih. Figure 79) .
Pada zona kutub utara, antartika untuk dial horizontal maka bayangan elips jika D menggambarkan lingkaran yaitu jika dialnya tepat berada pada tiangnya. Dan untuk dial vertical maka kita akan mendapatkan hiperbola terbalik,. Sedangkan pada daerah yang sangat panas ( antara garis balik / tropis) maka dialnya akan membentuk hiperbola sementara dial vertikal dapat menunjukkan lingkaran, elips, parabola, atau hiperbola, tergantung pada deklinasinya dengan vertikal pertama. Dan pada daerah yang berhawa ( suhu ) maka hiperbola yang diperoleh adalah kedua data pada vertikal & horizontal .
Berbagai macam variasi deklinasi matahari akan menghasilkan hasil yang berbeda-beda pula empat jenis kurva yang selalu mungkin. Untuk dial equator (khatulistiwa ) yang setara dengan dial horizontal terletak di salah satu kutub, kurvanya berbentuk ellips atau lingkaran konsentris.
Secara theorically pergantian hari pada kurva bayangan dial adalah sarana untuk menentukan tanggal. Hal ini berdampak pada kurva yaitu kurva harus diperhaikan & dicek setiap harinya dan hal ini tidak praktis.
Meskipun demikian , pada masa lalu beberapa tanggal hari libur sudah dicatat seperti hari libur keagamaan, dan tanggal masuknya matahari ke berbagai zodiak yang ditunjukan pada berbagai dials. Dalam prakteknya ini melibatkan kurva yang dibentuk seharian yaitu 20 hari setiap bulan. Karena kurva ini tumpang tindih berpasangan, sesuai dengan declinations matahari sama, maka hanya tujuh kurva yang diperlukan.
Pada hakikatnya memang untuk kurva pada bulan Februari tanggal 21 dan 21 Oktober, Januari 21 dan 21 November, dan lain-lain adalah bersamaan waktunya. Kurva untuk Maret 21 dan 21 September, yaitu equinox, yang selama itu deklinasi matahari adalah nol, menandai batas-batas perubahan sifat melengkung dari hiperbola,aw kurva ini tumpang tindih garis lurus. Mereka diwakili dial equator yaitu yang telah dibahas sebelumnya.
Kurva didefinisikan busur bulanan atau harian atau kurva atau lengkungan atau kurva dari deklinasi. Mereka menentukan deklinasi sepertinya menentukan tanggal karena memang antara keduanya masih ada hubungannya.
Kemungkinan-kemungkinan demikian membuat suatu keuntungan dalam hal untuk membuat sundial yang lebih menarik dan instruktif. Karena memungkinkan kita untuk mengikuti pergeseran dan pergerakan bumi mengelilingi matahari. Disamping itu juga bisa mengetahui dari simbol manakah matahari akan masuk, mempermudah untuk menentukan dan membaca tanggal ( lih. Figure 80) serta table 4 akan memberikan rata-rata nilai deklinasi matahari sepanjang tahunnya. Hal ini digunakan untuk mencari busur harian yang digunakan untuk membuat Gnomonic.
B. PENEMUAN KURVA DEKLINASI
Banyaknya busur krucut , pada perpotongan bidang (meja) adalah ditentukan, dan jumlah nomornya hanya ada 6 . krucut pusat adalah sebuah kerucut dengan 900 celah dan sebuah bidang yang tegak lurus terhadap gaya, memotong tabel dial di equatorial. Adapun untuk membuat gambar kurva tersebut amatlah sederhana dan praktis.
Figure 81 figure 82
Pada Gambar di atas, CS adalah corak gaya dan S adalah ujungnya, dan kita ibaratkan bahwa batang-batang SP, SQ, dan SR mewakili sinar matahari disiang hari (sama untuk setiap jam) selama waktu titik balik matahari musim panas (equinox) dan titik balik matahari pada musim dingin. Perpanjangan sinar-sinar ini tampak pada bidang atau symbol P',Q' and R'. selama gerak matahari harian masing-masing sinar ini menggambarkan suatu kerucut revolusi di ruang angkasa dengan berputar pada CS . Seperti biasanya, dalam perjalan sehari - hari kita selalu mengabaikan bahwa deklinasi matahari itu bervariasi dan menganggap bahwa deklinasi matahari itu selalu sama atau tetap. Dalam hal ini titik P, Q, dan R masing - masing menggambarkan sebuah cabang dari sebuah hiperbola.
Pada saat equinox, seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahwa deklinasinya adalah nol, yang berarti bahwa SQ adalah bergerak tegak lurus dengan CS dan titik Q bergerak lurus sepanjang khatulistiwa.
Disisi lain titik angel PSQ dan QSR adalah samadengan deklinasi matahari pada saat hari-hari di equinox yakni berkisar antara + 230 27' dan - 230 27' . kemudian kita dapat membuat beberapa instrument lain disekeliling gaya yaitu dengan menarik atau membawa sinar SP,SQ,dan SR sebagaimana hiperbola yang lainnya dibentuk pada bidang dial dan sebagaimana yang telah diketahui bahwa jumlahnya biasanya dikurangi menjadi tujuh, dan itu termasuk equinoctial berlapis lurus kurva.
Instrument atau alat ini disebut "trigon" yang mana bentuknya tersebut diambil dargnomonic. Figur 82 salah satu bentuknya dari kayu sederhana dan mempunyai gaya yang tetap yang diikat dengan dua tali kuningan dimana gaya itu benar- benar tertanam pada ujung titik "T" besi terpasang seutas benang dan ada sebuah lobang yang harus dibuat pada kayu trigon untuk tempat masuknya gaya sehingga sumbu sejajar dengan bidang yang membawa skala sudut trigon atau tanda-tanda Ekliptika. Sebuah sekrup untuk memperbaiki titik " V " yaitu bagian bawah trigon yaitu untuk mengatur atau meletakan benda pada posisinya.
Figure 83
Sebuah Protactor biasa mungkin bisa berubah menjadi trigon dengan sedikit modifikasi. Dan ini akan memberikan kurva untuk beberapa deklinasi matahari.. Ketika dial harus ditarik dengan bantuan sebuah epure, hasil yang sama dapat diperoleh dengan metode grafis murni. Seperti biasanya kita akan memproses lanjutan dengan proyeksi. Asumsikan kita mempunyai sebuah bangunan dial seperti figure 83 , di mana CS adalah proyeksi dari gaya (h tinggi dari ujung atas bidang meja yang diwakili oleh SS "di projectionis sudah diketahui) dan CH adalah line setiap jam dimana kita akan mencari perpotongan kurva harian.
Tujuh garis yang digambar pada bidang didefinisikan titik S dan garis lurus CH; salah satunya, yang sesuai dengan equinoxes, tegak lurus terhadap sumbu CS, sementara yang lain membuat sudut dengan masing-masing sama dengan deklinasi matahari pada tanggal dua puluh - hari pertama dari variasi bulan.
Kita membuat garis CH garis tegak lurus terhadap SK dan gambar SS '= h tegak lurus terhadap SK. Kemudian KS' adalah panjang dalam tiga dimensi dari garis lurus KS. Dalam rangka untuk memutar CH dan mendapatkan proyeksi s’ s”, kita hanya perlu menarik dari lingkaran s 's" bidang, dengan pusat K, yang memenuhi perluasan KS di S". Proyeksi itu adalah CS ". Kita menelusuri S "D dari equinoks pada S", dan menarik dari S "D suatu sudut dari sisi-sisinya yang memotong deklinasi CH di titik-titik A, B, O, E, F, dan G, yang ia membentuk titik kurva yang dikehendaki. Dengan Mengulangi konstruksi ini untuk berbagai macam jam-garis-garis pada dial (dan di mana perlu, untuk kasus tambahan beberapa baris dalam interval yang terlalu jauh), kita memperoleh Poin set lain, yang masing-masing sesuai dengan kurva tertentu. Mencari kurva dapat dilakukan dengan tangan atau lebih mudah dengan bantuan alat yang sesuai untuk menggambar kurva.
C. MERIDIAN
Seperti yang telah kita ketahui bahwa maen time itu tidaklah tepat seperti waktu yang sebenarnya,hal ini dikarenakan bentuk ellips nya orbit bumi dan juga kemiringan terhadap khatulistiwa; dimana perbedaan kedua variable ini adalah kalau variable yang disebut equation of time ( prata waktu) apabila kita akan mendapatkan rata rata waktu setempat pada pembacaan dial maka seperti yang sudah lazim maka kita harus menambah atau mengurangi kuantitas variable ini dari waktu yang sesungguhnya dari dial tersebut. tergantung pada apakah positif atau negative nialinya. Sebuah plot pada gambar 22 atau tabel (tabel 3) dapat digunakan untuk memperoleh nilai pada saat pengamatan. Tetapi lebih jelas kita dapat melihat bayangan gaya di bantalan dial busur harian. Data dimasukkan pada dial, maka mean timenya akan bias terbaca dan secara langsung kita dapat mengetahui meantime secara langsung dari dial.
Pada hakikatnya untuk menemukan kapan noon atau pertengahan dari suatu hari, hanya dengan menarik garis pada busur yang sesuai setiap hari dari jam-garis dari tengah hari dan pada arah yang tepat. sehingga bayangan menunjukkan tengah hari pada saat mencapai akhir baris yang digambarkan. Jarak antara baris ini dan siang jam-baris adalah untuk setiap harinya, yaitu pada busur setiap hari, sama dengan equation of time (persamaan waktu) hari itu.
Bayangkan kita sudah menarik busur dial harian pada setipa haripada waktu selama satu tahun. Sebagaimana yang akan kita jelaskan bahwa jam baris pada sisi yang lain dari garis tengah hari. Dan setelah kita drawn atau menggambarkan prata waktu ( equation of time) , maka kita akan menemukan mean local siang yaitu dari bayang-bayang gaya.
Kurva disamping mengasumsikan bentuk gambar bentuk angka 8 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 84. Secara teoritis untuk mendapatkan waktu rata-rata pada jam yang sebenarnya maka kita harus membawa kurva seperti pada setiap jam-baris Hal ini, pada kenyataannya, telah banyak dilakukan untuk beberapa dial. Dalam prakteknya. Hanya saja kita yang berpuas diri pada grafik yang bisa secara langsung membacakan data pada setiap tahunnya.
Untuk mendapatkan kurva, jam-garis yang digambar pada interval 5 menit di sekitar garis tengah hari; ini memberikan enam garis dari semua persamaan waktu yang kadang sampai 16 menit. Busur harian untuk tanggal 10 hari terpisah, yaitu dua interpolasi untuk setiap bulan, mungkin akan disisipkan pada pandangan antara tujuh busur harian utama yang cukup tanpa kesalahan, kemudian nilai equation of time (persamaan waktu) yang disediakan meja akan ditransfer ke garis ini, garis dan busur
Terkadang kurva tidak simetris, hal ini tergantung pada skala jam, yaitu pada jam yang lebar maka sudut diberbagai tanggal akan terbentuk secara umum atau kurang diubah sesuai dengan arah variabel busur harian pada permukaan dial. Hal ini tidak simetris, bahkan pada meridian atau dial horizontal sudut sudut tersebut simetris. Empat titik persimpangan dengan garis tengah hari menunjukkan poin dan tanggal di mana persamaan waktu adalah nol..
Selama setiap busur memotong di dua titik cabang yang mengacu pada tanggal yang bersangkutan harus ditunjukkan tanpa ambiguitas. Hal ini menunjukan bahwa sifat dekoratif tanda tanda zodiac telah digunakan dalam membuat atau menciptakan sundials. Tanda tanda tersebut diletakan pada kurva di tempat tempat yang cocok yaitu menunjukan perpindahan matahari( dekat meridian). Pada jarak yang sama dari busur sehari-hari yang membuat batas waktu surya transit ke masing-masing. Kadang-kadang jumlah bulan dalam angka Romawi atau bahkan nama-nama bulan atau musim diberikan sebagai gantinya.
Garis bujur ( meridian) dapat digunakan untuk menentukan waktu yang sebenarnya.yang mana berbeda dengan waktu setempat; hal ini karena adanya perbedaan bujur antara meridian lo0kal dengan meridian zona waktunya (dari mengamati dari zona waktu atau dari negara yang ditetapkan) yang dinyatakan dengan satuan waktu. Dalam hal ini, kurva penyamaan waktu harus diatur setiap sekitar satu jam ,batas jam dihapus pada garis tengah hari dengan jumlah waktu yang sama dalam perbedaan tersebut pada arah yang sesuai.lih figure 86.
Sebagai contoh, kita mengambil sebuah kota di Inggris dengan bujur timur. Pertama-tama kita memilih sebagai standar waktu hukum berdasarkan waktu musim dingin pada Greenwich meridian maka waktu yang digunakan di musim panas, sebagaiman yang kita ketahui bahwa jamnya maju satu jam. Anggaplah bahwa Ramsgate adalah kota yang dipilih. Bujur tempatnya adalah 1 º 25 'E atau 5 menit 40 detik pada waktunya. Ketika siang itu adalah benar-benar waktu lokal, yang bujur dari 5 menit 40 detik pertama-tama harus dikurangkan dari siang untuk mendapatkan waktu Greenwich yang benar (standar atau musim dingin); garis jam dari 11 jam 54 menit 20 detik karena itu adalah waktu tengah hari Greenwich yang sebenarnya.
Seolah-olah, selama pembuatan lempengan jam, kita putar lempengan jam dengan 5 menit 40 detik atau 1 º 25 'ke arah kiri, kita memperoleh epure garis tengah hari yang tepat, sehingga bagian dari bayangan menunjukkan jam siang menurut ketentuan hukum waktu. Telah dipahami bahwa pelengkap jam khatulistiwa yang dipasang dengan cara ini juga memberikan batas jam lain dengan pergeseran waktu yang sama. Untuk menggunakan jam ini untuk mengetahui waktu musim panas, penomoran dari jam harus ditingkatkan oleh satu dan pertengahan persamaan waktu dibawa ke garis tengah hari yang baru.
Gambar 86 menunjukkan sisi demi sisi, dengan meridian, garis tengah hari jam untuk ketentuan waktu, waktu lokal yang sebenarnya, dan waktu musim panas, masing-masing kita catat bahwa hanya garis tengah hari dari waktu sebenarnya dari vertikal. Dalam hal ini, jelaslah bahwa semua informasi ini sangat mengacaukan jam dan dapat menimbulkan kebingungan. Hanya satu dari garis ini biasanya dipertahankan dan secara umum, jarang sekali menunjukkan ketentuan hukum waktu. Namun, untuk daerah seperti Finistère di Perancis, dimana ada perbedaan besar antara waktu yang sebenarnya dan hukum waktu digunakan - waktu musim panas -, tampaknya mereka menggunakannya untuk beberapa keuntungan.
D. JAM BABILONYC DAN ITALI
Masyarakat babylonic yaitu siapa tempat kita berhutang karena mereka telah membagi waktu menjadi 24 jam yang dimulai dari sejak matahari terbit , sebaliknya orang itali mulai sejak matahari terbenam. Kedua metode ini telah digunakan sejak waktu dahulu kala. Metode babylonic digunakan oleh Yunani dan kepulauan Baleric. Sedangkan metode Italic digunakan dalam waktu Ghoethe; ia merujuk kepada hal itu dalam Italienische Reise. Metode ini telah digunakan di berbagai zaman (dalam jangka waktu yang sangat lama) di seluruh Eropa, dan di beberapa negara mereka dihapuskan lebih sedikit dari satu abad yang lalu, sehingga tak terhitung jam-jam Eropa tua yang dapat ditemukan sampai sekarang, yang merujuk pada Babylonic atau Jam Italic.
Di Jerman, terutama yang bermula di Nuremberg dan Swabia, kebiasaan ini muncul pada saat pencerahan penghitungan waktu dalam Jam Babylonic di siang hari dan Jam Italic pada malam hari, akibatnya pembagian asli menjadi 24 jam itu secara bertahap dibagi menjadi dua subdivisi dari 12 jam masing-masing, kebiasaan yang telah berlaku dan pernah ada yang telah menolak semua upaya perbaikan. Kami masih menemukan banyak jam baik dari Italic dan Jam Babylonic di banyak gereja, khususnya Strasbourg dan Basel. Orang yang lewat dan hanya melihat sekilas tetapi siap untuk mengakui bahwa mereka tidak mengerti dan kegunaan dan manfaat dari garis ini.
Hal yang benar apabila dikatakan bahwa jam- jam ini tidak praktis lagi dalam menunjukan waktu, namun hal yang baik apabila kita menggambarkan jam babylonic yang menampilkan asal usul mereka pada waktu matahari terbit dan kemudian sebuah Jam Italic pada garis yang berlawanan, sehingga garis yang menunjukkan matahari terbenam adalah garis 0, jam sebelumnya 1, dan seterusnya sampai jam 13, 14, dan 15 yang tercapai pada sisi kiri dari jam.
Jumlah jam berlalu sejak matahari terbit. Ini diperoleh dari Jam Babylonic. Yang pertama, yang mungkin tidak dapat ditemukan pada beberapa jam dimulai dari nilai tertentu penolakan mereka jika barat daya, adalah o jam, yaitu Jam Babylonic dari waktu matahari terbit; Jumlah jam tersisa sampai matahari terbenam, yaitu nomor yang ditunjukkan oleh posisi – dalam urutan terbalik seperti yang telah kita katakan – merupakan Jam Italic.
Panjang hari untuk tanggal yang bersangkutan diperoleh dengan menambahkan dua bersama-sama. Hal ini dapat dilakukan bahkan jika tidak ada matahari dan untuk setiap hari dalam setahun dengan mengambil sembarang titik pada busur sehari-hari yang kita menambahkan ke nilai-nilai yang ditunjukkan oleh dua jenis garis.
Titik perpotongan dengan pasangan dari dua jenis garis yang terletak di garis jam biasa dari lempeng jam atau apa yang disebut dengan garis astronomi. Titik perpotongan lainnya ditemukan di antara mereka di garis-garis setengah jam (biasanya tidak digambar) yang mereka buat berlebihan. Bebas dari matahari, lempeng jam, oleh karena itu, telah secara efektif berubah menjadi sempoa yang dapat digunakan untuk menentukan panjang hari untuk setiap hari dalam setahun. di tambahan, mulai dari garis tengah hari - di mana dua jenis perpotongan garis berpasangan – mungkin kita dapat menentukan secara langsung waktu sejati baik matahari terbit atau terbenam. Tidak ada keraguan bahwa jam membawa Jam Italic dan jam Babylonic. Dan menawarkan kekayaan informasi yang mungkin tidak diduga pada pandangan pertama.
Pada kenyataannya deklinasi matahari bersifat konstan sepanjang busur harian tertentu. pada perpotongan dua garis, oleh karena itu harus ditemukan secara otomatis pada busur harian yang sama, bahkan belakangan ini hal trsebut menunjukan jam atau waktu itu sendiri. Perpotongan tersebut membuat waktu pada katulistiwa antara siang dan malamnya adalah sama.
E. PENEMUAN GARIS JAM BABYLONIC & ITALIC
Praktis tracing
Prosedur praktisnya digambarkan sebagai berikut;
Kita berasumsi bahwa jam yang kita pakai mempunyai garis - garis jam yang biasanya yaitu jam astronomis.busur hari hari pada hari musim dingin dan hari pada musim panas pada waktu titik balik matahari dipraktiskan secara hati hati, bahkan mungkin lebih jauh kita asumsikan kita mengetahui waktu matahari terbit pada masing masing hari. Dan untuk menyusun ide ide ini kita sampelkan kita mengambil 7h 55m (waktu sebenarnya) untuk musim dingin solstice dan 3h 52m untuk titik balik matahari musim panas. Poin yang terkait dengan jam-baris 7h 55m, 8h 55m, 9h 55m, dan sebagainya, pada busur harian titik balik matahari musim dingin dan diperhitungkan dengan sangat hati-hati. Jika diperlukan ketelitian yang lebih besar, yang sesuai garis jam dan titik-titik perpotongan mereka dengan busur harian dapat dibangun dengan mengikuti prosedur yang sudah dijelaskan. Dengan cara yang sama kita menarik busur sehari-hari titik balik matahari musim panas pada garis jam 3h 52m, 4h 52m, 5h 52m, dll. Jam Babylonic yang diinginkan adalah garis-garis lurus yang menghubungkan titik-titik busur dari titik balik matahari musim dingin untuk 7h 52m, 8h 52m, 9h 52m, dll, kepada mereka dari titik balik matahari musim panas dari 3h 52m, 4h 52m, 5h 52m, dll. Kami memperoleh garis Jam Babylonic dengan cara ini atau, dengan kata lain, garis-garis yang menunjukkan jumlah jam berlalu sejak matahari terbit.
Dalam rangka untuk mendapatkan garis jam Italic yang tentu saja menunjukkan Jam Italic atau jumlah jam yang belum berlalu sampai matahari terbenam, kita lanjutkan dalam mode analog. Memang, kembali ke contoh kita, matahari terbenam di 8h 08m di malam hari pada hari titik balik matahari musim panas dan pada 4h 05m di sore hari musim dingin solstice. Seperti sebelumnya, kita menggambar titik-titik persimpangan dari garis jam 8h 08m, 7h 08m, 6h 08m, dll kepada orang-orang yang 4h 05m, 3h 05m, 2h 05m, dll pada busur sehari-hari musim panas dan musim dingin solstice . Dengan bergabung sesuai poin kita memperoleh kelompok garis-garis lurus yang mewakili garis jam Italic.
Untuk mendapatkan waktu sejati matahari terbit atau terbenam pada hari-hari dari titik balik matahari (dan juga untuk hari lain), kita dapat selalu menggunakan rumus, cos HA = tan ø tan D, di mana HA adalah jam-sudut matahari pada saat dari naik atau pengaturan, garis lintang ø, dan D deklinasi.
F. MEMBUAT JAM BANYLOIC DAN ITALIC DENGAN BANTUAN EPURE
Sebuah model yang mengurangi perhitungan pada bola yang memiliki ujung s dari gaya pembuatan pusat ditempatkan di depan piringan/lempengan (gambar 88).
figure 88
Dalam gambar, mari kita anggap bahwa si pengamat adalah ditempatkan di puncak ujung gaya. Dia melihat pesawat dari cakrawala sebagai lingkaran besar pada bidang gambar, di mana piringan menurun ke arah SE. Antara musim panas dan musim dingin solstices, matahari terbit di sektor cakrawala sudut yang terletak di dalam BSC. Bagian SM dari cakrawala menentukan pesawat dengan pusat s yang memotong sepanjang garis Babylonic order o. sepanjang hari, titik-titik B dan C menggambarkan dua lingkaran pada falak - daerah tropis - yang menunjukkan zona zodiak. Setiap titik dari busur dari lingkaran besar SM menggambarkan sepanjang zona ini sudut 15 °, 13 °, dan 45 ° sekitar sumbu kutub, dengan interval 1, 2, 3 jam, dan lain-lain pesawat ditentukan oleh masing-masing ini busur lingkaran dan pusat s memenuhi panggilan bidang sepanjang garis Babylonic urutan 1, 2, 3, dll Untuk menentukan salah satu dari baris-baris ini, itu sudah cukup untuk bergabung dua titik dari salah satu busur lingkaran untuk ujung s dan kemudian memperluas garis-garis lurus sehingga diperoleh sejauh dial, dimana mereka menentukan persimpangan Babylonic baris yang sesuai. Hal ini terbukti bahwa kita lebih suka untuk memilih dua titik baik di daerah tropis atau di daerah tropis dan khatulistiwa.
Dalam penjelasan berikut, kita telah demikian diproyeksikan segmen lingkaran besar yang sesuai dengan Babylonic ketiga jam, i. e., salah satu yang sesuai dengan rotasi 45 ° dari segmen SM di sekitar garis kutub. Kami telah melakukan hal yang sama untuk titik A terletak di khatulistiwa, meskipun tidak benar-benar diperlukan. The epure menunjukkan proyeksi akhir menciptakan tiga titik pada dial yang harus terletak di garis lurus karena hasil dari persimpangan dua pesawat.
Pada proyeksi 1 dari epure (gambar 89), si pengamat adalah di tak terhingga, pada garis kutub, dalam proyeksi 2, dia berada di diameter melewati titik vernal. Posisi masing-masing dari kedua proyeksi ditentukan oleh sudut ø (lintang) dalam 2 Cakrawala diwakili oleh garis lurus HH 'pada akhir proyeksi. Garis lurus EE 'dan KK' adalah proyeksi musim panas dan musim dingin titik balik matahari. Dalam menelusuri sebuah lingkaran dengan pusat S 'dan diameter EE' = KK 'yang menggambarkan proyeksi dari dua daerah tropis. Perpotongan cakrawala dengan 2 ketentuan daerah tropis BC yang diproyeksikan di dinding melalui titik S yang telah ditemukan. Garis proyeksi (sejajar ke S 'S ") memposisikan 1 pada bagaian B2C2 dapat disamakan dengan posisi 2 pada B1C1.
Pada abad-3 jam babylonic, bagian ini telah berputar dengan 3 x 15 º = 45 º, sekitar sumbu kutub (S'S ", dalam kasus kami). Oleh karena itu dalam proyeksi 1 kita memutar segmen B2C2 (diperoleh dari permulaan garis di B2C2) sebesar 45 º, dalam arah yang tepat di sekitar s '. Kami menarik proyeksi baru A 'B' C ', dalam dalam bentuk yang serupa dengan B2C2 dan kami mencari posisi 2 dengan bantuan garis-garis proyeksi yang baru, dengan cara B "A" C ". Sekarang mempertimbangkan proyeksi baru di mana pengamat berada di puncak, seperti pada Gambar 88 (yang akan dihasilkan dari proyeksi 3 jika yang kedua dilakukan untuk setiap jam dalam hari). Dinding ditarik dan kemudian lingkaran cakrawala yang bersinggungan dengan itu. Persimpangan QQ 'khatulistiwa dengan cakrawala membuat dinding ini di suatu sudut d yang sama dengan deklinasi dari jam.
Dalam upaya untuk menemukan titik yang berubah-ubah dan terletak di daerah tropis atau di khatulistiwa, kita menggunakan proyeksi 1 dan 2 yang memasok semua elemen yang diperlukan. Sebagai contoh, jarak dari A "ke ZZ 'dalam 3 dan jarak dari A' ke QQ 'dalam 1 sesuai dengan yang dari A" "untuk FF' dalam 3. Tentu saja kita perlu latihan untuk memvisualisasikan semua proyeksi ini dalam tiga deminsi untuk menghindari kesalahan. Demikian juga, kita tempatkan titik B ' "dan C'" di 3 dan kita menelusuri kurva B ' "A'" C ' ", yang merupakan segmen elips, dengan bantuan alat yang cocok untuk menggambar kurva.
Sekarang titik perpotongan dengan dinding sebuah kerucut mempunyai S ' "untuk petunjuk dan membuat garis yang terbentuk sepanjang segmen B'" A ' "C'" harus ditemukan. Kerucut ini, seperti yang dinyatakan sebelumnya, pada kenyataannya menjadi pesawat. Hal ini mengakibatkan proyeksi 4, citra jam. S adalah dipilih sebagai asal, posisi ortogonal proyeksi di ujung dinding, dan di atasnya kita membangun sebuah sistem koordinasi yang terdiri dari TH vertikal 'dan xx'.
Untuk mendapatkan 4, pengamat harus pindah ke lokasi pada dinding yang tegak lurus melalui s. agar lebih mudah untuk menemukan proyeksi ortogonal dari titik A ' "di dinding: kita mempunyai absis sebuah proyektor 3 (lihat gambar 89) dan koordinat C dalam proyeksi 2. ini akan menjadi titik A iv S. Kita tahu juga bahwa dalam memperluas garis lurus A ' "S'" ke dinding di 3, kita memperoleh abcissa dari titik a untuk mana kita melakukan pencarian dengan 4. Karena itu kita mengambil absis b dalam 4 dan menelusuri garis lurus yang A iv s yang memotong absis dalam A. Mengulangi operasi yang sama untuk B dan C, kami tidak (dan ini cek) bahwa titik-titik A, B, dan C berbaring, pada garis lurus dan titik B dan C adalah masing-masing pada titik Aries harian musim panas dan musim dingin titik balik matahari.
G. JAM MATAHARI SEMENTARA ATAU JAM BIBLICAL DAN JAM MATAHARI DAN JAM PLANETARY
Seperti yang kita tahu,bahwa siang hari berguna bagi bangsa-bangsa kuno di lembah Mediterania atau untuk orang lain pada masa itu. Selang waktu antara matahari terbit dan terbenam inti dibagi 12 jam; jika perlu, malam itu juga dibagi menjadi 12 jam oleh Clepsydra. Waktu-waktu Siang dan malam tidak memiliki panjang yang sama, kecuali selama equinox antara jam satu hari dan orang-orang hari berikutnya. Karena itu jam ini disebut sementara jam. Mereka juga disebut alkitabiah jam karena diasumsikan bahwa waktu yang disebutkan dalam Alkitab (injil) waktu sementara.
Beberapa abad pertengahan suach cepat seperti yang diperlihatkan dalam piring 4 ia dirancang untuk mengukur seperti jam. Ini cepat, yang hanya beberapa yang tersisa pada beberapa katedral, dipasang menghadap selatan sejati dan terdiri dari gaya lurus dan meja di mana jam-garis lurus dibagi setengah lingkaran dengan dial horisontal menjadi 6 atau 12 sama bagian yang menunjukkan interval waktu.
Di Eropa masih ada sundials tua yang menjelaskan pembagian ekstra siang ke jam sementara, mereka merupakan jam-garis, bersama dengan tujuh busur harian klasik, meja dari empu hari. Tabel yang ditunjukkan pada Gambar 91 menunjukkan dalam persegi panjang array nama-nama empu ini dan planet-planet yang mendominasi berbagai jam hari dalam seminggu. Seperti dial, yang disebut planet dial, masih dapat dilihat pada sebuah penginapan di desa di Tyrol prutz (foto 14 dan Gambar 90), titik bayangan yang menunjukkan jam masih ujung gaya. Kami tidak di sini juga bahwa juru gambar, meniru para pendahulunya abad pertengahan, menggantikan puas diri dengan kurva teoritis dari jam-garis dengan garis-garis lurus, melakukan, mungkin, tanpa pengetahuan, sedikit kesalahan. Perhatikan bahwa garis sementara 6 bertepatan dengan 12-jam-garis klasik memanggil dan bahwa garis-garis berpotongan di pasang pada garis equinox, seperti yang harus mereka lakukan. Lain dial paling penting dicatat dari tipe ini dipahat di dinding Gereja St Catherine di Oppenheim di Rhine (Jerman).
Membangun dial dengan jam sementara,satu menghitung interval waktu antara matahari terbit dan terbenam untuk hari terpanjang dan terpendek dalam setahun untuk lintang dipilih. Interval ini dibagi oleh 12, yang memberikan panjang jam sementara standar jam untuk dua hari ini. Tambahan, diulang 12 kali, dari masing-masing durasi jam untuk sementara waktu matahari terbit pada dua hari dalam memberi pertimbangan dua seri jam membagi terpanjang hari terpendek dalam setahun ke dalam sementara jam. Sebagai contoh, mari kita asumsikan bahwa matahari terbit di 3h 5 pada Juni 21 di tempat tersebut dan bahwa hal itu set pada 8h 08m, angka-angka yang sesuai untuk musim dingin solstice menjadi 7h 54M 4h 06m benar waktu. Panjang hari kemudian 16h 16m pada Juni 21 dan 8h 12mon Desember 23. On Juni 21, panjang jam sementara adalah (16h 16m) / 12 = 1h 21m 205; yaitu, sementara jam dan hari itu mulai dan berakhir pada
3h 52m, 5h 13m 20s, 6h 34m 40s, 7h 56m, dll
Pada 23 Desember, situasinya adalah sebagai berikut:
Duration of the day: 8h 12m
Durasi dari jam sementara: (8h 12m) / 12 = 41 menit, sementara jam akan mulai dan berakhir.
7h 54M, 8h 35m, 9h 57m, dll,
Jika kita menggambar garis jam-series pertama pada setiap hari adalah titik balik matahari musim panas dan orang-series kedua pada titik balik matahari musim dingin, dengan menggunakan dial khatulistiwa tambahan, kita memperoleh dua titik pada solstices untuk jam-line dari masing-masing sementara jam. Titik-titik ini bergabung dengan persimpangan jam standar-baris dengan garis equinox. Dial lempeng 14 tampaknya telah digambar dengan mengikuti prosedur ini.
Menunjukkan kurva ketinggian matahari yang hiperbola ditentukan oleh persimpangan di meja dengan revolusi kerucut memiliki s untuk mereka dan ujung sumbu vertikal. Seperti biasa, kami mengandalkan konstruksi oleh titik-titik dan proyeksi. Biarkan s menjadi proyeksi pada dial dari ujung s dari gaya lurus (gambar 93) dan s proyeksi di pesawat dari meja. Ss Panjang adalah jarak antara titik s dan meja. Biarkan D menjadi salah satu dari mereka azimut garis vertikal yang ditandai pada dial sebelumnya. Kita mencari titik-temu garis ini dengan cabang hiperbola yang menunjukkan ketinggian h dari matahari di atas cakrawala. Sisi miring dari segitiga s'ss adalah pada bidang horisontal akan thourgh s jarak dari s ke garis lurus D, jika kita sebut s 'persimpangan D dengan pesawat. Kami proyek s dan pesawat didefinisikan oleh D dan S di sekitar D dengan menelusuri suatu adalah lingkaran dengan jari-jari ss 'sekitar s, yang gines pada titik s s ". Di s" kita menelusuri, kali ini di pesawat diputar, sebuah sudut ss "p sama dengan jam, satu sisi yang memberikan titik yang dikehendaki p pada satu D. Dengan demikian kita memperoleh proyeksi pada p p yang pada titik persimpangan dari semua kurva yang kita ingin menarik dalam membuat berturut-turut di s" sudut 10 °, 20 °, 30 °, dll, serta intervensi sudut yang dikehendaki.
Proses dengan garis azimut yang lain seperti ‘D” ,maka kita akan memperoleh set poin lain juga. Lalu poin yang cocok hanya perlu bergabung dengan hiperbola untuk melacak obtin secara lengkap.
Key points
Cara memetakan deklinasi dengan kurva
Meantime tidak sama dengan waktu sebenarnya
Meridians dapat digunakan untuk menentukan waktu yang sebenarnya
Pada zaman dahulu ada dua macam bentuk metode jam yang sangat bertolak belakang yaitu jam Babylonic dan jam Italic
Analisis kelompok
Pada umumnya kita mengenal dua sistem kalender yaitu kalender matahari (kalender solar) dan kalender bulan (kalender lunar). Kalender matahari ditentukan berdasarkan peredaran bumi mengelilingi matahari (revolusi). Waktu yang diperlukan untuk satu kali revolusi adalah satu tahun kalender matahari, kira-kira 365 1/4 hari. Perubahan musim di bumi ditentukan oleh posisi bumi terhadap matahari, maka kalender matahari ini sesuai dengan perubahan
musim.
Contoh:
Pada saat matahari mencapai garis balik utara (tropic of Cancer),
kira-kira pada tanggal 21 Juni, belahan bumi selatan mengalami musim dingin, dan pada saat matahari mencapai garis balik selatan (tropic of Capicorn), kira-kira tanggal 22 Desember, bumi belahan utara mengalami musim dingin. Contoh kalender matahari adalah kalender Gregorian. Sedangkan kalender bulan berdasarkan peredaran bulan mengelilingi bumi. Waktu yang diperlukan untuk satu kali revolusi adalah satu bulan kalender bulan, kira-kira 29 1/2 hari. Contoh kalender bulan adalah kalender Hijriyah dan kalender Jawa.
Dalam pembuatan sundial deklinasi matahri pada khususnya sangatlah berpengaruh, dan adanya rotasi bumi mengelilingi matahari menyebabkan nilai deklinasi perharinya di dalam satu tahun selalu tidak sama.dan knapa pada tanggal 21 maret dan 21 september nilai deklinasi slalu berkisar nol,maka jawabannya karena pada saat itu matahari sedang berada di gris lurus khatulistiwa
Kamis, 14 Oktober 2010
hisab awal bulan qomariyah
NAMA : AHMAD MA’RUF MAGHFUR
NIM : 082111064
NO HP : 087832345681
Konversi tanggal 01 juli 2014
2013 x 365,2422 = 735232,5486
181 + 1 = 182 +
= 735414,5486
226660 -
508754,5486
508754,5486 x 354,3666 = 1435,672969 ( 1435 )
0,672969 x 354,3666 = 238 – 236(sya’ban) = 2 Romadhan
508754,5486 : 35 = 14535,84425
0,84425 x 35 = 30 (Selasa Legi )
Tanggal 1 juli 2014 = 2 ramadhan 1435
Maka tanggal 28 juli 2014 / 29 ramadhan 1435 = senin pon
Awal syawal = tanggal 29 juli 2014 ( selasa wage )
FIB terkecil pada tanggal 26 juli 2014
(1) ELM Jam 23 = 123*52’35”
ELM Jam 24 = 123*54’58”
B1 = 0*2’23”
(2) ALB Jam 23 = 124*0’2”
ALB Jam 24 = 124*29’46”
B2 = 0*29’44”
(3) ELM Jam 23 = 123*52’35”
ALB Jam 23 = 124*29’46”
MB = 0*7’27”
(4) B2 = 0*29’44”
B1 = 0*2’23”
SB = 0*27’21”
(5) Titik ijtima’ = MB : SB
= 0*16’20,62”
(6) FIB Terkecil = 23*0’0”
Titik ijtima’ = 0*16’20,62”
Ijtima’ = 23*16’20,62”
Ijtima’ WIB = 6*16’20,62”
(7) Perkiraan matahari terbenam untuk daerah kudus pada tanggal 29 juli 2014.
Q = -6*50’
@ = 110*50’
T = 890 m
& = 14*28’50”
e = -0*6’32”
Dip = 0,0293 x /’’890 = 0*52’26.77”
h = -(0*6’+ 0*34’30” + 0*52’26.77”)
= -1*42’56.77”
cos t = -tan Q tan & + sin h : cos Q : cos &
t = 90* 0’40.73”
12 – e = 12*6’32”
t : 15 = 6*o’2,72” +
= 18*6’34.72”
@ : 15 = 7*23’20” -
= 10*43’14.72” ( matahari terbenam ) GMT
(8) Data epimeris jam 10*43’14.72”
Deklinasi matahari ( &O )
&o Jam 10 = 19*11’14” > 19*11’14”
&o Jam 11 = 19*10’40 -
0*0’34”
0*43’14.72” x
0*0’24,51” > 0*0’24,51” -
= 19*10’49,49”
Semidiameter (SDo)
SD jam 10 = 0*15’44,93” > 0*15’44,93”
SD jam 11 = 0*15’44.94 -
-0*0’0.01”
0*43’14.72” x
-0*0’0.01” > -0*0’0.01”
= 0*15’44.94”
Equation of time ( e )
E jam 10 = -0*6’32” > -0*6’32”
E jam 11 = 0*6’32”
0
0*43’14.72” x
0
= -0*6’32”
(9) ho = - ( SD + 0*34’30” + Dip )
= -1*42’41.71”
(10) to = shift cos ( -tan Q tan & + sin ho : cos Q : cos &)
= 89*26’11.52”
(11) Ghurub = 12 – e + (to : 15) – (@:15)
= 10*40’56.77”
WIB + 7* = 17*40’56.77”
(12) AR o Jam 10 = 126*38’30” > 126*38’30”
ARo Jam 11 = 126*40’57” -
-0*2’27”
0*40’56.77” x
-0*1’32’’ > -0*1’32’’ -
= 126*40’10.3”
(13) ARC Jam 10 = 130*34’44” > 130*34’44”
ARC Jam 11 = 131*4’16” -
-0*29’32”
0*40’56.77” x
-0*20’9.28” > -0*20’9.28”
= 130*54’53.28”
(14) &c jam 10 = 13*15’48” > 13*15’48”
&c jam 11 = 13*8’49” -
0*6’59”
0*40’56.77” x
0*4’45,94” > 0*4’45,94”
= 13*11’2.06”
(15) SDo jam 10 = 0*14’42.22” > 0*14’42.22”
SDo jam 11 = 0*14’42.28” -
-0*0’0.04”
0*40’56.77”
-0*0’0.03” > -0*0’0.03”
= 0*14’42.19”
(16) HPc jam 10 = 0*53’58” > 0*53’58”
HPc jam 11 = 0*53’57”
0*0’0,01
0*40’56.77” x
0*0’0.68” > 0*0’0.68”
= 0*53’57.32”
(17) tc = RAo – RAc + to
= 85*11’28.54”
(18) hc = shift sin ( sin Q sin &c + cos Q cos &c cost c )
= 3*5’23.79”
(19) Pc = cos hc x HPc
= 0*53’52.61”
(20) ho = hc – Pc +SDc
= 2*26’13”
(21) Refr = 0,0167 : tan ( ho + 7.31 :( ho + 4.4))
= 0*16’21.2”
(22) hc = ho – Refr + Dip
= 3*35’1.34”
(23) NFc = Shift sin (( sin Q sin &c) : ( cos Q cos &c))
= -1*36’30.83”
(24) PNF = cos NFc x HPc
= 0*53’56.04”
(25) SBSH = 90 + NFc
= 88*23’29.17”
(26) SBSc = 90 + NFc – PNF +( SDc + 0,575 + Dip )
= 89*11’12.09”
(27) Lmc = ( SBSc – tc ) : 15
= 0*15’58.9”
(28) Terb = Ghurub + Lmc
= 17*56’55.67”
(29) Ao = Shift tan ( - sin Q : tan to + cos Q tan &o : sin to )
= 19*6’53”
(30) Ac = Shift tan ( - sin Q : tan tc + cos Q tan &c :sin to )
= 13*40’50.84”
(31) PHc = Ac – Ao
= -5*26’2.27”
(32) ATc = Shift tan ( - sin Q : tan SBSc + cos Q tan &c:sin SBSc )
= 13*11’11.54”
(33) FIB jam 10 = 0,00376 > 0,00376
FIB jam 11 = 0,00412 -
-0,00036
0*40’56.77” x
-0,00025 > -0,00025
= 0,00401
(34) NH = ( /”(PH2 + hc)) : 15
= 0.43
(35) MRG = ( PH : hc )
= -1*30’58.67”
Keterangan
Dari perhitungan di atas dapat kita ketahui bahwa ijtima’ menjelang bulan syawal 1435 H, terjadi pada hari senen pon tanggal 28 juli 2014. Jam 23:16:20.67 GMT atau jam 6:16:20.67.
Untuk lokasi kudus :
Matahari terbenam : 17:40:56.77
Arah matahari : 19:06:53.11
Tinggi hilal : 03:05:23.79
Arah hilal : 13:40:50.84
Posisi hilal : 05:26:2.27
Keadaan hilal : miring ke selatan
Lama hilal : 0:15:58.9
Hilal terbenam : 17:56:55.67
Arah terb hilal : 13:11:11.54
Illuminasi hilal : 0,0041
Nurul hilal : 0,4 jari
gambar
NIM : 082111064
NO HP : 087832345681
Konversi tanggal 01 juli 2014
2013 x 365,2422 = 735232,5486
181 + 1 = 182 +
= 735414,5486
226660 -
508754,5486
508754,5486 x 354,3666 = 1435,672969 ( 1435 )
0,672969 x 354,3666 = 238 – 236(sya’ban) = 2 Romadhan
508754,5486 : 35 = 14535,84425
0,84425 x 35 = 30 (Selasa Legi )
Tanggal 1 juli 2014 = 2 ramadhan 1435
Maka tanggal 28 juli 2014 / 29 ramadhan 1435 = senin pon
Awal syawal = tanggal 29 juli 2014 ( selasa wage )
FIB terkecil pada tanggal 26 juli 2014
(1) ELM Jam 23 = 123*52’35”
ELM Jam 24 = 123*54’58”
B1 = 0*2’23”
(2) ALB Jam 23 = 124*0’2”
ALB Jam 24 = 124*29’46”
B2 = 0*29’44”
(3) ELM Jam 23 = 123*52’35”
ALB Jam 23 = 124*29’46”
MB = 0*7’27”
(4) B2 = 0*29’44”
B1 = 0*2’23”
SB = 0*27’21”
(5) Titik ijtima’ = MB : SB
= 0*16’20,62”
(6) FIB Terkecil = 23*0’0”
Titik ijtima’ = 0*16’20,62”
Ijtima’ = 23*16’20,62”
Ijtima’ WIB = 6*16’20,62”
(7) Perkiraan matahari terbenam untuk daerah kudus pada tanggal 29 juli 2014.
Q = -6*50’
@ = 110*50’
T = 890 m
& = 14*28’50”
e = -0*6’32”
Dip = 0,0293 x /’’890 = 0*52’26.77”
h = -(0*6’+ 0*34’30” + 0*52’26.77”)
= -1*42’56.77”
cos t = -tan Q tan & + sin h : cos Q : cos &
t = 90* 0’40.73”
12 – e = 12*6’32”
t : 15 = 6*o’2,72” +
= 18*6’34.72”
@ : 15 = 7*23’20” -
= 10*43’14.72” ( matahari terbenam ) GMT
(8) Data epimeris jam 10*43’14.72”
Deklinasi matahari ( &O )
&o Jam 10 = 19*11’14” > 19*11’14”
&o Jam 11 = 19*10’40 -
0*0’34”
0*43’14.72” x
0*0’24,51” > 0*0’24,51” -
= 19*10’49,49”
Semidiameter (SDo)
SD jam 10 = 0*15’44,93” > 0*15’44,93”
SD jam 11 = 0*15’44.94 -
-0*0’0.01”
0*43’14.72” x
-0*0’0.01” > -0*0’0.01”
= 0*15’44.94”
Equation of time ( e )
E jam 10 = -0*6’32” > -0*6’32”
E jam 11 = 0*6’32”
0
0*43’14.72” x
0
= -0*6’32”
(9) ho = - ( SD + 0*34’30” + Dip )
= -1*42’41.71”
(10) to = shift cos ( -tan Q tan & + sin ho : cos Q : cos &)
= 89*26’11.52”
(11) Ghurub = 12 – e + (to : 15) – (@:15)
= 10*40’56.77”
WIB + 7* = 17*40’56.77”
(12) AR o Jam 10 = 126*38’30” > 126*38’30”
ARo Jam 11 = 126*40’57” -
-0*2’27”
0*40’56.77” x
-0*1’32’’ > -0*1’32’’ -
= 126*40’10.3”
(13) ARC Jam 10 = 130*34’44” > 130*34’44”
ARC Jam 11 = 131*4’16” -
-0*29’32”
0*40’56.77” x
-0*20’9.28” > -0*20’9.28”
= 130*54’53.28”
(14) &c jam 10 = 13*15’48” > 13*15’48”
&c jam 11 = 13*8’49” -
0*6’59”
0*40’56.77” x
0*4’45,94” > 0*4’45,94”
= 13*11’2.06”
(15) SDo jam 10 = 0*14’42.22” > 0*14’42.22”
SDo jam 11 = 0*14’42.28” -
-0*0’0.04”
0*40’56.77”
-0*0’0.03” > -0*0’0.03”
= 0*14’42.19”
(16) HPc jam 10 = 0*53’58” > 0*53’58”
HPc jam 11 = 0*53’57”
0*0’0,01
0*40’56.77” x
0*0’0.68” > 0*0’0.68”
= 0*53’57.32”
(17) tc = RAo – RAc + to
= 85*11’28.54”
(18) hc = shift sin ( sin Q sin &c + cos Q cos &c cost c )
= 3*5’23.79”
(19) Pc = cos hc x HPc
= 0*53’52.61”
(20) ho = hc – Pc +SDc
= 2*26’13”
(21) Refr = 0,0167 : tan ( ho + 7.31 :( ho + 4.4))
= 0*16’21.2”
(22) hc = ho – Refr + Dip
= 3*35’1.34”
(23) NFc = Shift sin (( sin Q sin &c) : ( cos Q cos &c))
= -1*36’30.83”
(24) PNF = cos NFc x HPc
= 0*53’56.04”
(25) SBSH = 90 + NFc
= 88*23’29.17”
(26) SBSc = 90 + NFc – PNF +( SDc + 0,575 + Dip )
= 89*11’12.09”
(27) Lmc = ( SBSc – tc ) : 15
= 0*15’58.9”
(28) Terb = Ghurub + Lmc
= 17*56’55.67”
(29) Ao = Shift tan ( - sin Q : tan to + cos Q tan &o : sin to )
= 19*6’53”
(30) Ac = Shift tan ( - sin Q : tan tc + cos Q tan &c :sin to )
= 13*40’50.84”
(31) PHc = Ac – Ao
= -5*26’2.27”
(32) ATc = Shift tan ( - sin Q : tan SBSc + cos Q tan &c:sin SBSc )
= 13*11’11.54”
(33) FIB jam 10 = 0,00376 > 0,00376
FIB jam 11 = 0,00412 -
-0,00036
0*40’56.77” x
-0,00025 > -0,00025
= 0,00401
(34) NH = ( /”(PH2 + hc)) : 15
= 0.43
(35) MRG = ( PH : hc )
= -1*30’58.67”
Keterangan
Dari perhitungan di atas dapat kita ketahui bahwa ijtima’ menjelang bulan syawal 1435 H, terjadi pada hari senen pon tanggal 28 juli 2014. Jam 23:16:20.67 GMT atau jam 6:16:20.67.
Untuk lokasi kudus :
Matahari terbenam : 17:40:56.77
Arah matahari : 19:06:53.11
Tinggi hilal : 03:05:23.79
Arah hilal : 13:40:50.84
Posisi hilal : 05:26:2.27
Keadaan hilal : miring ke selatan
Lama hilal : 0:15:58.9
Hilal terbenam : 17:56:55.67
Arah terb hilal : 13:11:11.54
Illuminasi hilal : 0,0041
Nurul hilal : 0,4 jari
gambar
al goritma
ARTI KATA :
• Logika Hal-hal yang dapat diterima dan dimengerti oleh akal tepatnya logika itu kenyataan.
• Algoritma Urutan langkah-langkah logis dalam penyelesaian masalah dan disusun secara teratur dan sistematis.
• Program Sekumpulan Instruksi yang merupakan bagian2 dari penyelesaian masalah.
• Bhs.Program Bahasa yang digunakan untuk menulis program.
Kriteria Pemilihan Program
Dibawah ini adalah kriteria yang harus dimiliki oleh sebuah program yang akan di buat :
• Output Adalah Algoritma harus menghasilkan solusi dari masalah yang sedang diselesaikan.
• Efektifitas Adalah Algoritma harus menghasilkan solusi yang sesuai dengan masalah yang diselesaikan.
• Efisiensi Adalah Algoritma tidak boleh memakan memory dan waktu proses yang lama.
• Jumlah langkah berhingga Adalah Algoritma harus berhingga, sehingga jika telah mendapatkan solusi yang dibutuhkan maka proses tidak berlangsung terus menerus. (Tidak Looping)
• Berakhir Adalah Algoritma harus berakhir walau ada atau tidak adanya solusi.
• Terstruktur Adalah Algoritma harus Terurut secara teratur sehingga roses penyelesaian masalah tidak berbelit-belit.
Pembuatan FlowChart Standard
Flowchart adalah bagan atau struktur, diamana kita megurutkan proses-proses kinerja program yang akan kita buat.
Pembuatan FlowChart (Menghitung Luas Segi Tiga)
Mencari Luas Segi tiga
Input A (A = Alas), LET A
Input T (T = Tinggi), LET T
Hitung L ( L = (A * T)/2 ), Process
Cetak L (Hasil Luas), PRINT L
Hasil Cetak Jika (A=3 dan T=4) : 6
Pembuatan FlowChart (Bilangan Kuadrat)
Mencari Bilangan Kuadrat (Looping terus-menerus)
Line1 : A = 1
Line2 : A = A + 1
Line3 : B = A * A
Line4 : Print B
Kembali Ke Atas Setelah Line1
Hasil Cetak: 4 9 16 25 36 49 64 81 dan seterusnya
Mencari Bilangan Kuadrat (Looping Terbatas)
Line1 : Input Z (Z = Batas Perulangan)
Line2 : A = 1
Line3 : A = A + 1
Line4 : If A>Z maka (GoToSTop) jika tidak (GoToNextLine)
Line5 : B = A * A
Line6 : Print B
Kembali Ke Atas Setelah Line1
Hasil Cetak Jika (Z=5) : 4 9 16 25
• Logika Hal-hal yang dapat diterima dan dimengerti oleh akal tepatnya logika itu kenyataan.
• Algoritma Urutan langkah-langkah logis dalam penyelesaian masalah dan disusun secara teratur dan sistematis.
• Program Sekumpulan Instruksi yang merupakan bagian2 dari penyelesaian masalah.
• Bhs.Program Bahasa yang digunakan untuk menulis program.
Kriteria Pemilihan Program
Dibawah ini adalah kriteria yang harus dimiliki oleh sebuah program yang akan di buat :
• Output Adalah Algoritma harus menghasilkan solusi dari masalah yang sedang diselesaikan.
• Efektifitas Adalah Algoritma harus menghasilkan solusi yang sesuai dengan masalah yang diselesaikan.
• Efisiensi Adalah Algoritma tidak boleh memakan memory dan waktu proses yang lama.
• Jumlah langkah berhingga Adalah Algoritma harus berhingga, sehingga jika telah mendapatkan solusi yang dibutuhkan maka proses tidak berlangsung terus menerus. (Tidak Looping)
• Berakhir Adalah Algoritma harus berakhir walau ada atau tidak adanya solusi.
• Terstruktur Adalah Algoritma harus Terurut secara teratur sehingga roses penyelesaian masalah tidak berbelit-belit.
Pembuatan FlowChart Standard
Flowchart adalah bagan atau struktur, diamana kita megurutkan proses-proses kinerja program yang akan kita buat.
Pembuatan FlowChart (Menghitung Luas Segi Tiga)
Mencari Luas Segi tiga
Input A (A = Alas), LET A
Input T (T = Tinggi), LET T
Hitung L ( L = (A * T)/2 ), Process
Cetak L (Hasil Luas), PRINT L
Hasil Cetak Jika (A=3 dan T=4) : 6
Pembuatan FlowChart (Bilangan Kuadrat)
Mencari Bilangan Kuadrat (Looping terus-menerus)
Line1 : A = 1
Line2 : A = A + 1
Line3 : B = A * A
Line4 : Print B
Kembali Ke Atas Setelah Line1
Hasil Cetak: 4 9 16 25 36 49 64 81 dan seterusnya
Mencari Bilangan Kuadrat (Looping Terbatas)
Line1 : Input Z (Z = Batas Perulangan)
Line2 : A = 1
Line3 : A = A + 1
Line4 : If A>Z maka (GoToSTop) jika tidak (GoToNextLine)
Line5 : B = A * A
Line6 : Print B
Kembali Ke Atas Setelah Line1
Hasil Cetak Jika (Z=5) : 4 9 16 25
Langganan:
Postingan (Atom)
PENINGKATAN PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN MELALUI APLIKASI SLIMS DI PENGADILAN AGAMA KABUPATEN MALANG
PAPER MAGANG I PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CALON HAKIM TERPADU ANGKATAN III PERADILAN AGAMA JUDUL: PENINGKATAN PENGELOLAA...
-
PAPER MAGANG I PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CALON HAKIM TERPADU ANGKATAN III PERADILAN AGAMA JUDUL: PENINGKATAN PENGELOLAA...